top of page
Search

Biografi Garin Nugroho

  • Writer: Filemin
    Filemin
  • Apr 11, 2020
  • 3 min read

Updated: May 27, 2020



Garin Nugroho Riyanto atau kerap disapa Mas Garin lahir di Yogyakarta , Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 6 Juni 1961. Anak keempat dari pekerja pos Soetjipto Amin dan Mariah, yang akhirnya memiliki tujuh anak. Ia bersekolah di sekolah dasar Islam, kemudian bersekolah di sekolah menengah katolik. Ayahnya memiliki perpustakaan pinjaman dan senang menulis, membimbing Garin untuk mulai menulis sejak usia muda, dia kemudian berhenti menulis karena dia merasa ayahnya terlalu kritis.


Setelah lulus dari SMA Kolese Loyola pada tahun 1981, Garin pergi ke Jakarta untuk belajar membuat film di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), serta hukum dan politik di Universitas Indonesia (UI). Setelah belajar di bawah Teguh Karya , ia lulus dari IKJ pada tahun 1985. Ia kemudian lulus dari UI pada tahun 1991. Selama waktu luangnya, Garin mengarahkan film dokumenter dan film pendek.


Garin memulai debutnya sebagai sutradara dengan Cinta dalam Sepotong Roti 1991, mengatasi birokrasi yang disebabkan oleh penolakannya untuk bergabung dengan serikat pembuat film Indonesia. Cinta dalam Sepontong Roti terpilih sebagai Film Terbaik di Festival Film Indonesia tahun itu.


Setelah kematian ibunya pada tahun 2005, Garin memutuskan untuk membuat film tentang budaya Jawa. Dia kemudian ditugaskan oleh pemerintah Austria untuk membuat film untuk peringatan 250 tahun kelahiran Mozart . Hasilnya, Opera Jawa , didasarkan pada Ramayana dan diproduksi oleh Simon Fields. Pada tahun 2008 Garin kembali ke teater dengan The Iron Bed, diadaptasi dari Opera Jawa. Drama itu ditampilkan di Teater Zürcher Spektakel di Zurich, Swiss.



The Jakarta Post menulis bahwa film-film Garin menekankan pada estetika, tetapi mengandung pesan-pesan sosial politik. Di antara isu-isu yang telah ia diskusikan dalam film-filmnya adalah multikulturalisme, politik, komunikasi antarbudaya, dan visinya untuk "Indonesia Baru". Namun, ia telah menghadapi kritik bahwa film-filmnya terlalu sulit untuk dipahami oleh masyarakat umum; Seno Gumira Ajidarma memuji gaya naratif Garin ini, yang terasa aneh bagi pemirsa Indonesia.


Joko Anwar , menulis untuk The Jakarta Post, mencatat bahwa dialog yang ditulis oleh Garin cenderung kurang dapat dipercaya. Sylviana Hamdani dari The Jakarta Globe menggambarkan dialognya sebagai puitis. Garin juga memadukan cuplikan sejarah dengan adegan yang dipentaskan di beberapa filmnya, termasuk Surat Untuk Bidadari dan Aku Ingin Menciummu Sekali Saja.




Film debut Garin Cinta dalam Sepotong Roti meraih enam nominasi penghargaan Citra ( Sutradara Terbaik , Film Terbaik, Editing Terbaik, Musik Terbaik, Adegan Artistik Terbaik dan Sinematografi Terbaik) di Indonesian Film Festival (IFF); Garin terpilih sebagai Sutradara Muda Terbaik di Festival Film Asia Pasifik di Seoul pada tahun berikutnya. Film berikutnya, Surat untuk Bidadari , memenangkan Film Terbaik di Festival Film Taormina serta Festival Film Internasional Tokyo , sementara Garin sendiri menerima Sutradara Terbaik di Festival Film Internasional Pyongyang dan penghargaan Jury Young Filmmakers di the Festival Film Internasional Berlin. Filmnya Daun di Atas Bantal ( Leaf on a Pillow ) juga memenangkan Tokyo International Film Festival , pada tahun 1998.


Selain berkebun ternyata Garin mempunyai hobi lain yaitu menikmati berkebun dan bepergian, baik di Indonesia maupun di luar negeri.


Filmografi

1984: Gerbong Satu, Dua ( Gerobak 1, 2 )

1989: Tepuk Tangan

1991: Cinta Dalam Sepotong Roti ( Cinta dalam Sepotong Roti )

1991: Air dan Romi ( Air dan Romi )

1994: Surat untuk Bidadari ( Surat ke Malaikat )

1995: Dongeng Kancil untuk Kemerdekaan ( Kancil's Tale of Freedom )

1995: Bulan Tertusuk Ilalang ( ... and the Moon Dance )

1998: Keluarga Saya, Film Saya dan Bangsa Saya

1998: Daun di Atas Bantal

2000: Puisi Tak Terkuburkan ( Penyair )

2001: Layar hidup: Tanjung priok / Jakarta ( Waterfront )

2002: Rembulan di Ujung Dahan (TV)

2002: Aku Ingin Menciummu Sekali Saja ( Bird Man Tale )

2004: Rindu Kami Padamu ( Of Love and Eggs )

2006: Serambi

2006: Opera Jawa ( Requiem dari Jawa )

2008: Di Bawah Pohon (Under The Tree)

2009: Generasi Biru ( Generasi Biru )

2012: Mata Tertutup

2012: Soegija

2013: Isyarat

2014: Guru Bangsa: Tjokroaminoto

2015: Aach… Aku Jatuh Cinta!

2016: Setan Jawa

2018: Memories of My Body

2019: Kucumbu Tubuh Indahku



Penghargaan




Comments


© 2020 by Filemin. Proudly created with Wix.com

bottom of page